1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PLC
Otomasi
(bahasa Greek berarti belajar sendiri), robotisasi atau otomasi industri atau
kontrol numerik merupakan pemanfaatan sistem kontrol seperti halnya komputer
yang digunakan untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan kontrol proses
untuk menggantikan operator tenaga manusia. Industrialisasi itu sendiri
merupakan tahapan dalam pelaksanaan mekanisasi, dimana konsep mekanisasi tetap
mesin-mesin industri dilakukan manusia sebagai operator dengan menempatkan
mesin sebagai pembantunya sesuai dengan permintaan kerja secara fisik, yang
jelas terjadi penurunan besar-besaran kebutuhan manusia sebagai sensor begitu
juga berkaitan dengan mental kerja. Otomasi mampu meningkatkan aturan main
dalam era ekonomi global dan meningkatkan pengalaman kerja sehari-hari, misal
seorang insinyur dapat mengembangkan penggabungan berbagai ragam devais secara
otomatisbdan dengan bantuan model matematika dan peralatan pengorganisasi untuk
membangun sistem yang sangat kompleks sehingga mempercepat pengembangan
aplikasi dan kegiatan manusia. Walaupun demikian masih banyak pekerjaan yang
harus ditangani oleh manusia, bahkan dengan berkembangnya teknologi otomasi
memberikan banyak peluang kerja bagi manusia, yang cocok dengan pemanfaat mata
manusia untuk pekerjaan presisi dan akurasi, pemanfaatan telinga manusia, bahkan
kebutuhan mutlak tenaga
manusia untuk mengidentifikasi
dan mencium wewangian yang tidak mungkin dilakukan oleh mesin otomatis.
Pengenalan patern manusia, pengenalan bahasa dan kemampuan produksi memang
seyogyanya dilakukan oleh insinyur di bidang otomasi.
Seorang
spesialis harware komputer, pengguna programmable logic controllers (PLCs),
sering menerapkan sistem sinkronisasi aliran input dari sensor dan disesuaikan
dengan keadaan aliran output untuk menentukan kondisi aktuator. Hal ini
berfungsi untuk keperluan aksi kontrol secara presisi, yang memang menjadi
keharusan terkait dengan kontrol hampir di semua proses industri. Pengalaman
nyata yang sangat menakutkan dunia adalah saat datangnya Y2K bug dimana
komputer diprediksi akan mengalami kekacauan, akan tetapi hal itu berjalan
terus bahkan banyak temuan baru di bidang komputer sebagai alat kontrol
otomaasi industri.
Human-machine
interfaces (HMI) atau computer human interfaces (CHI), yang
lebih dikenal dengan man-machine
interfaces, biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC dan komputer
lainnya, seperti entering dan monitoring temperatur atau tekanan untuk kontrol
otomatis atau untuk kebutuhan respon terhadap kondisi emergensi. Orang yang
bertugas dalam pelayanan monitor dan kontrol interface tersebut sering
disebut dengan operator
stasiun. Bentuk lain pemanfaatan komputer dalam bidang
otomasi adalah pada perlatan tes otomatis, dimana otomatis kontrol komputer
yang digunakan pada peralatan tes diprogram untuk mensimulasikan pekerjaan
manusia sebagai penguji dalam tes manual biasanya dalam bentuk aplikasi.
Programmable Logic Controller (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (User Freindly) yang memiliki fungsi
kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi
Programmable Logic Controller menurut
capiel (1982) adalah sitem elektronik yang beroprasi secara digital dan
didesain untuk pemakaian dilimgkungan industri, diamana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk menyimpan secara internal instruksi-instruksi
yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi dan operasi artimatik untuk mngontrol mesin
atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Pada industri, untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas dari produk-produk yang dihasilkan maka diperlukan pengaturan
proses kerja mesin-mesin industry yang meliputi pengontrolan mesin-mesin
industru dan pengawasan atas kerja mesin-mesin industri tersebut (monitoring).
Pada umumnya proses pengontrolan suatu sistem dibangun oleh sekelompok alat
elektronik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas, akurasi, dan
mencegah terjadinya transisi pada proses produksi. Industri otomatis pada
beberapa tahun yang lalu hanya menggunakan papan elektronik sebagai sistem kontrol. Penggunaan papan
elektronik ini membutuhkan banyak sekali interkoneksi di antara relay untuk
membuat supaya sisem bekerja. Dengan kata lain, untuk menghubungkan relai-relai
tersebut dibutuhkan kabel yang sangat banyak. Jadi seorang ahli mesin harus membuat suatu rangkaian
logika yang kemudian di implementasikan dalam bentuk relai. Relai yang
dibutuhkan dalam perancangan tersebut berjumlah ratusan dan skema yang dibuat dinamakan Ladder Schematic. Ladder Schematic menampilkan switch, sensor, motor, dan relai. Semua piranti elektrinik tersebut
dihubungkan menjadi satu.
Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah jika
salah satu relai rusak maka secara otomatis proses produksi akan berhenti dan
hanya akan dapatdijalankan lagi jika relai tersebut telah selesai diperbaiki.
Halini akan menyebabkan terjadinya ketidak efisien waktu produksi. Terkait dengan masalah ini maka muncullah sebuah
piranti elektronik yang dapat dapat mengatasi semua masalah tersebut, yaitu
yang dinamakan dengan PLC (Programable Logic Controller). Hanya dengan mengeksekusi program yang tersimpan
dalam memori, PLC dapat memonitor status dari suatu sistem berdasarkan sinyal
input yang masuk pada PLC. Dalam pengontrolan suatu proses yang sangat kompleks
dimungkinkan untuk menggunakan lebih dari 1
PLC. Saat ini, dengan semaikn berkembangnya teknologi, semakin banyak muncul
PLC dengan merek yang berbeda-beda, seperti Omron, Siemens, LG, Mitsubishi,
National, Festo, Sigma, dan lain sebagainya. Karena adanya berbagai keuntungan
pada PLC inilah maka semakin banyak industri yang saat ini menggunakan PLC
sebagai pusat dari seluruh proses produksi mereka.1.2 Sejarah PLC
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. PLC
dibuat untuk mengurangi beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol
mesin yang menggunakan relai.
Bedford Associates mengusulkan MODICON (Modular Digital Controller) untuk perusahaan yang ada di Amerika. MODICON 084
merupakan PLC pertama yang digunakan pada produksi yang bersifat komersil.
Semakin banyaknya kebutuhan dalam proses produksi menyebabkan system harus
diubah-ubah. Apabila sistem yang digunakanmerupakan relai mekanik, tentu saja
hal itu akan menjadi masalah yang besar. Selain masa penggunaanya
terbatas,sistem juga membutuhkan perawatan yang cermat. Jikaterjadi kerusakan
maka akan sangat sulit untuk menemukannya. Oleh sebab itulah dibutuhkan pengontrolan yang memudahkan
baik dalam perawatan maupun penggunaanya.
Pada tahun 70-an, teknologi PLC yang dominan adalah mesin sequencer
dan CPU yang berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup populer
digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. kemampuan komunikasi pada PLC muncul pada
awal tahun 1973. Sistem yang pertama adalah Modbus dari MODICON. Pada tahun
1980-an dilakukan usaha untuk menyetandarisasi komunikasi dengan protokol milik
General Motor (MAP). Pada tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan
mederenisasi lapisan fisik dari protokol-protokol yang populer pada tahun 1980-an. Standart terakhir yaitu
IEC 1131-3, berusaha menggabungkan bahasa pemograman PLC dibawah satu standart.
2 PEMBAHASAN
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel
(1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain
untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori
yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi- instruksi
yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses
melalui modul-modul I/O digital maupun analog. Berdasarkan
namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
a.
Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yangdengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
b.
Logic
Menunjukkan
kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni
melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi,
negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
c.
Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu
rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram,
alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak
memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila
program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis
PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input
yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian
akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang
diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak
terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak.
2.2 Prinsip PLC
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
a. Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal binermenjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga
agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan
yang tepat.
b. Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
(misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
2.3 Bahasa Pemrograman PLC
Terdapat lima tipe bahasa pemrograman yang bisa dipakai untuk memprogram
PLC, meski tidak semuanya di-support oleh suatu PLC, yaitu antara lain :
1.
Bahasa pemrograman Ladder Diagram
(LD)
2.
Bahasa pemrograman Instruction List
(IL)/Statement List (SL)
3.
Bahasa pemrograman Sequential Function
Chart (SFC)/ Grafcet
4.
Bahasa pemrograman Function Block
Diagram (FBD)
5.
Bahasa pemrograman tingkat tinggi (high-level),
contohnya Visual Basic
2.4 Kriteria pemilihan PLC
2.4.1 Perangkat keras (Hardware)
Pada dasarnya perangkat keras yang dimiliki oleh
sebuah PLC adalah sama dan tidak jauh berbeda dengan perangkat keras yang dimiliki
oleh Personal Computer ( PC ). Akan
tetapi memiliki perbedaan dalam pembagian unit – unitnya. Dalam perangkat keras
dari PLC ini mempunyai tiga bagian utama dan besar, yaitu :
•
Bagian Input Output ( I / O ).
•
Processor
• Programming Devices.
Bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi dan tugas
masing – masing dalam setiap pengoperasian dari PLC tersebut.
a.
Jumlah input dan output
b.
Proteksi terhadap short circuit
c.
Indikasi status input dan output
d.
Jenis dan ukuran memori
e.
Waktu siklus bite/I kb statement
f.
Pemrosesan alarm
g.
Interface
h.
Ukuran dimensi
2.4.2 Perangkat Lunak (Software)
a.
Kapasitas programer
b.
Kenyamanan Programer
c.
Bahasa pemrograman
d.
Test and comissioning
Contoh cara kerja PLC :
Contoh penerapan PLC diIndustri :
1. Operator PLC
2. Software PLC
3. Perangkat keras PLC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar