PESTISIDA
Masalah kerusakan tanaman akibat
serangan hama telah merupakan bagian budidaya pertanian sejak manusia
mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Manusia dengan sengaja menanam
tanaman untuk dipungut hasilnya bagi pemenuhan keperluan sandang dan makanan.
Kuantitas dan kualitas makanan terus meningkat sesuai dengan perkembangan kehidupan
dan kebudayaan manusia. Namun pada setiap usaha pertanian manusia selalu mengalami
gangguan oleh pesaing-pesaing yang berupa binatang yang ikut memakan tanaman yang
diusahakannya. Oleh karena itu Karena
itu binatang-binatang pesaing dan pemakan tanaman tersebut kemudian dianggap
sebagai musuh manusia atau hama.
Mula-mula manusia membunuh hama secara
sederhana yaitu dengan cara fisik danmekanik sebagai bentuk reaksi pertahanan
alami manusia. Namun dengan semakin luasnya daerah pertanian dan pertambahannya
penduduk dunia cara-cara sederhana tersebut tak mampu membendung peningkatan
populasi dan keganasan hama. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, kemudian
dikembangkan cara-cara pengendalian hama yang lebih efektif dibandingkan dengan
metode fisik mekanik. Pengendalian dengan cara baru dikembangkan dan digunakan
seperti cara bercocok tanam penggunaan jenis tanaman yang tahan terhadap hama parasitoid
dan predator, dan penggunaan bahan kimia organik. Sampai pada era Perang Dunia
II praktek pengendalian hama masih banyak dilandasi oleh bermacam-macam
pengetahuan biologi dan ekologi sehingga cara-cara pengendalian hama kurang
memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan keamanan kehidupan manusia.
Tetapi metode pengendalian yang digunakan pada saat itu masih dianggap kurang
efektif dan sering kurang praktis.
Pestisida tidak hanya berperan dalam
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga
diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan
vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau
gangguan serangga yang lain. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun
1973, tentang “ Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida” yang
dimaksud dengan Pestisida adalah sebagai berikut ; “ Semua zat kimia dan bahan
lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah
hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, memberantas rerumputan,
mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang
pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk, memberantas
atau mencegah hama-hama air, memberantas atau mencegah binatang-binatang yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi
dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air”. Pestisida tidak hanya berperan
dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun
juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan
vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau
gangguan serangga yang lain.
A.
Berbagai jenis
pestisda :
a.
Insektisida adalah pestisida yang digunakan
untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat.
Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran
atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil
dimetil fosfat, diazinon.
b.
Fungisida adalah pestisida untuk
memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan seperti bercak daun, karat
daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan
natrium dikromat.
c.
Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas
bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang
digunakan untuk membunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya
bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat
biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan
dosis tertentu.
d.
Rodentisida adalah pestisida yang digunakan
untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan
sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya
penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang
memakannya.
e.
Nematisida adalah pestisida yang digunakan
untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini
biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan
pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman,
jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda,
obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan
nama DD, Vapam, dan Dazomet.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistiyono
Luluk. 2004. Makalah pribadi pengantar ke
Falsafah sains. Sekolah Pasca
Sarjana/
S3 Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar