Selasa, 30 Januari 2018

PESTISIDA



PESTISIDA

Masalah kerusakan tanaman akibat serangan hama telah merupakan bagian budidaya pertanian sejak manusia mengusahakan pertanian ribuan tahun yang lalu. Manusia dengan sengaja menanam tanaman untuk dipungut hasilnya bagi pemenuhan keperluan sandang dan makanan. Kuantitas dan kualitas makanan terus meningkat sesuai dengan perkembangan kehidupan dan kebudayaan manusia. Namun pada setiap usaha pertanian manusia selalu mengalami gangguan oleh pesaing-pesaing yang berupa binatang yang ikut memakan tanaman yang diusahakannya. Oleh karena itu  Karena itu binatang-binatang pesaing dan pemakan tanaman tersebut kemudian dianggap sebagai musuh manusia atau hama.
Mula-mula manusia membunuh hama secara sederhana yaitu dengan cara fisik danmekanik sebagai bentuk reaksi pertahanan alami manusia. Namun dengan semakin luasnya daerah pertanian dan pertambahannya penduduk dunia cara-cara sederhana tersebut tak mampu membendung peningkatan populasi dan keganasan hama. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, kemudian dikembangkan cara-cara pengendalian hama yang lebih efektif dibandingkan dengan metode fisik mekanik. Pengendalian dengan cara baru dikembangkan dan digunakan seperti cara bercocok tanam penggunaan jenis tanaman yang tahan terhadap hama parasitoid dan predator, dan penggunaan bahan kimia organik. Sampai pada era Perang Dunia II praktek pengendalian hama masih banyak dilandasi oleh bermacam-macam pengetahuan biologi dan ekologi sehingga cara-cara pengendalian hama kurang memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan keamanan kehidupan manusia. Tetapi metode pengendalian yang digunakan pada saat itu masih dianggap kurang efektif dan sering kurang praktis. 
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1973, tentang “ Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida” yang dimaksud dengan Pestisida adalah sebagai berikut ; “ Semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, memberantas rerumputan, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk, memberantas atau mencegah hama-hama air, memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air”. Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

A.    Berbagai jenis pestisda :

a.    Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon.
b.    Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh: tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
c.    Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai dengan dosis tertentu.
d.   Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan ternak yang memakannya.
e.    Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.



DAFTAR PUSTAKA

Sulistiyono Luluk. 2004. Makalah pribadi pengantar ke Falsafah sains. Sekolah Pasca
Sarjana/ S3 Institut Pertanian Bogor.


Minggu, 28 Januari 2018

CARA MENGATUR VOLUME ADOBE PREMIERE PRO CS 6

Hallo guys pada tulisan saya kali ini saya akan membahas bagaimana mengatur volume suara di adobe premiere pro CS 6, bagi yang belum tau apa itu software premiere software ini adalah software buat edit video yang cukup terkenal keluaran perusahaan ADOBE, software ini juga banyak dipakai oleh para vlogger dan perusahaan film-film terkenal. Ok langsung aja ke Te Kah Peh ya hehehehhe.

1. Pilih file audio yang akan kita atur volumenya, kemudia drag pada kolom pada gambar berikut.


2. Setelah file audio telah ada pada kotak seperti pada gambar “1”, kita drag lagi ke “Time Line” seperti pada gambar berikut.



3.  Klik tanda tanda “panah” pada “Collapse-Expand Track” seperti gambar dibawah ini.




4. Kemudian naik turunkan garis kuning yang ada pada track audionya, semakin keatas maka suara yang dikeluarkan akan semakin keras begitupun sebaliknya, semakin diturunkan garis kuningnya maka volume akan semakin kecil.


5. Kemudian naikkan volume pada tab “audio 1” untuk membuka tab audio maka pilih pada menu “Audio   Mixer”.


Demikian tutorialnya, thank you for visit my blog :)

Rabu, 24 Januari 2018

PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

1 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang PLC


Otomasi (bahasa Greek berarti belajar sendiri), robotisasi atau otomasi industri atau kontrol numerik merupakan pemanfaatan sistem kontrol seperti halnya komputer yang digunakan untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan kontrol proses untuk menggantikan operator tenaga manusia. Industrialisasi itu sendiri merupakan tahapan dalam pelaksanaan mekanisasi, dimana konsep mekanisasi tetap mesin-mesin industri dilakukan manusia sebagai operator dengan menempatkan mesin sebagai pembantunya sesuai dengan permintaan kerja secara fisik, yang jelas terjadi penurunan besar-besaran kebutuhan manusia sebagai sensor begitu juga berkaitan dengan mental kerja. Otomasi mampu meningkatkan aturan main dalam era ekonomi global dan meningkatkan pengalaman kerja sehari-hari, misal seorang insinyur dapat mengembangkan penggabungan berbagai ragam devais secara otomatisbdan dengan bantuan model matematika dan peralatan pengorganisasi untuk membangun sistem yang sangat kompleks sehingga mempercepat pengembangan aplikasi dan kegiatan manusia. Walaupun demikian masih banyak pekerjaan yang harus ditangani oleh manusia, bahkan dengan berkembangnya teknologi otomasi memberikan banyak peluang kerja bagi manusia, yang cocok dengan pemanfaat mata manusia untuk pekerjaan presisi dan akurasi, pemanfaatan telinga manusia,  bahkan  kebutuhan  mutlak  tenaga  manusia  untuk mengidentifikasi dan mencium wewangian yang tidak mungkin dilakukan oleh mesin otomatis. Pengenalan patern manusia, pengenalan bahasa dan kemampuan produksi memang seyogyanya dilakukan oleh insinyur di bidang otomasi.
Seorang spesialis harware komputer, pengguna programmable logic controllers (PLCs), sering menerapkan sistem sinkronisasi aliran input dari sensor dan disesuaikan dengan keadaan aliran output untuk menentukan kondisi aktuator. Hal ini berfungsi untuk keperluan aksi kontrol secara presisi, yang memang menjadi keharusan terkait dengan kontrol hampir di semua proses industri. Pengalaman nyata yang sangat menakutkan dunia adalah saat datangnya Y2K bug dimana komputer diprediksi akan mengalami kekacauan, akan tetapi hal itu berjalan terus bahkan banyak temuan baru di bidang komputer sebagai alat kontrol otomaasi industri.   
Human-machine interfaces (HMI) atau computer human interfaces (CHI), yang lebih dikenal dengan man-machine interfaces, biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC dan komputer lainnya, seperti entering dan monitoring temperatur atau tekanan untuk kontrol otomatis atau untuk kebutuhan respon terhadap kondisi emergensi. Orang yang bertugas dalam pelayanan monitor dan kontrol interface tersebut  sering  disebut  dengan  operator  stasiun.  Bentuk  lain pemanfaatan komputer dalam bidang otomasi adalah pada perlatan tes otomatis, dimana otomatis kontrol komputer yang digunakan pada peralatan tes diprogram untuk mensimulasikan pekerjaan manusia sebagai penguji dalam tes manual biasanya dalam bentuk aplikasi.
Programmable Logic Controller (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (User Freindly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller menurut capiel (1982) adalah sitem elektronik yang beroprasi secara digital dan didesain untuk pemakaian dilimgkungan industri, diamana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi dan operasi artimatik untuk mngontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Pada industri, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas dari produk-produk yang dihasilkan maka diperlukan pengaturan proses kerja mesin-mesin industry yang meliputi pengontrolan mesin-mesin industru dan pengawasan atas kerja mesin-mesin industri tersebut (monitoring). Pada umumnya proses pengontrolan suatu sistem dibangun oleh sekelompok alat elektronik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas, akurasi, dan mencegah terjadinya transisi pada proses produksi. Industri otomatis pada beberapa tahun yang lalu hanya menggunakan papan elektronik sebagai sistem kontrol. Penggunaan papan elektronik ini membutuhkan banyak sekali interkoneksi di antara relay untuk membuat supaya sisem bekerja. Dengan kata lain, untuk menghubungkan relai-relai tersebut dibutuhkan kabel yang sangat banyak. Jadi seorang ahli mesin harus membuat suatu rangkaian logika yang kemudian di implementasikan dalam bentuk relai. Relai yang dibutuhkan dalam perancangan tersebut berjumlah ratusan dan skema yang dibuat dinamakan Ladder Schematic. Ladder Schematic menampilkan switch, sensor, motor, dan relai. Semua piranti elektrinik tersebut dihubungkan menjadi satu.
Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah jika salah satu relai rusak maka secara otomatis proses produksi akan berhenti dan hanya akan dapatdijalankan lagi jika relai tersebut telah selesai diperbaiki. Halini akan menyebabkan terjadinya ketidak efisien waktu produksi. Terkait dengan masalah ini maka muncullah sebuah piranti elektronik yang dapat dapat mengatasi semua masalah tersebut, yaitu yang dinamakan dengan PLC (Programable Logic Controller). Hanya dengan mengeksekusi program yang tersimpan dalam memori, PLC dapat memonitor status dari suatu sistem berdasarkan sinyal input yang masuk pada PLC. Dalam pengontrolan suatu proses yang sangat kompleks dimungkinkan untuk menggunakan lebih dari 1 PLC. Saat ini, dengan semaikn berkembangnya teknologi, semakin banyak muncul PLC dengan merek yang berbeda-beda, seperti Omron, Siemens, LG, Mitsubishi, National, Festo, Sigma, dan lain sebagainya. Karena adanya berbagai keuntungan pada PLC inilah maka semakin banyak industri yang saat ini menggunakan PLC sebagai pusat dari seluruh proses produksi mereka.


1.2 Sejarah PLC

PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. PLC dibuat untuk mengurangi beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin yang menggunakan relai.
Bedford Associates mengusulkan MODICON (Modular Digital Controller) untuk perusahaan yang ada di Amerika. MODICON 084 merupakan PLC pertama yang digunakan pada produksi yang bersifat komersil. Semakin banyaknya kebutuhan dalam proses produksi menyebabkan system harus diubah-ubah. Apabila sistem yang digunakanmerupakan relai mekanik, tentu saja hal itu akan menjadi masalah yang besar. Selain masa penggunaanya terbatas,sistem juga membutuhkan perawatan yang cermat. Jikaterjadi kerusakan maka akan sangat sulit untuk menemukannya. Oleh sebab itulah dibutuhkan pengontrolan yang memudahkan baik dalam perawatan maupun penggunaanya.
Pada tahun 70-an, teknologi PLC yang dominan adalah mesin sequencer dan CPU yang berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup populer digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. kemampuan komunikasi pada PLC muncul pada awal tahun 1973. Sistem yang pertama adalah Modbus dari MODICON. Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menyetandarisasi komunikasi dengan protokol milik General Motor (MAP). Pada tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan mederenisasi lapisan fisik dari protokol-protokol yang populer pada tahun 1980-an. Standart terakhir yaitu IEC 1131-3, berusaha menggabungkan bahasa pemograman PLC dibawah satu standart.

2 PEMBAHASAN

  2.1Pengertian PLC

Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi- instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog. Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

a.        Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yangdengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
b.         Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
c.         Controller
Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

2.2 Prinsip PLC


Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
a.        Sekuensial Control
       PLC memproses input sinyal binermenjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
       teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
       proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b.       Monitoring Plant. 
       PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
       ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
       (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

2.3 Bahasa Pemrograman PLC


Terdapat lima tipe bahasa pemrograman yang bisa dipakai untuk memprogram PLC, meski tidak semuanya di-support oleh suatu PLC, yaitu antara lain : 
1.        Bahasa pemrograman Ladder Diagram (LD) 
2.        Bahasa pemrograman Instruction List (IL)/Statement List (SL) 
3.        Bahasa pemrograman Sequential Function Chart (SFC)/ Grafcet 
4.        Bahasa pemrograman Function Block Diagram (FBD) 
5.        Bahasa pemrograman tingkat tinggi (high-level), contohnya Visual Basic

2.4 Kriteria pemilihan PLC


2.4.1 Perangkat keras (Hardware)

Pada dasarnya perangkat keras yang dimiliki oleh sebuah PLC adalah sama dan tidak jauh berbeda dengan perangkat keras yang dimiliki oleh Personal Computer ( PC ). Akan tetapi memiliki perbedaan dalam pembagian unit – unitnya. Dalam perangkat keras dari PLC ini mempunyai tiga bagian utama dan besar, yaitu :
                Bagian Input Output ( I / O ).
                Processor 
•         Programming Devices.
Bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi dan tugas masing – masing dalam setiap pengoperasian dari PLC tersebut.
a.              Jumlah input dan output
b.             Proteksi terhadap short circuit
c.              Indikasi status input dan output
d.             Jenis dan ukuran memori
e.              Waktu siklus bite/I kb statement
f.              Pemrosesan alarm
g.             Interface
h.             Ukuran dimensi

2.4.2 Perangkat Lunak (Software)

a.              Kapasitas programer
b.             Kenyamanan Programer
c.              Bahasa pemrograman
d.             Test and comissioning

Contoh cara kerja PLC :


Contoh penerapan PLC diIndustri :

1. Operator PLC

2. Software PLC

3. Perangkat keras PLC


Selasa, 23 Januari 2018

Tipe-tipe tata letak pabrik

1.      Definisi Tata Letak Fasilitas
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Definisi tata letak menurut para ahli :
a.    Menurut Sritomo (1992), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
b.   Menurut Apple (1990), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang dan jasa. Kegiatasn perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu ligkungan.
c.  Menurut Tomkins (1996), Facilities planning merupakan ilmu yang multi disiplin, dimana berkaitan dengan merencanakan layout fasilitas, memilih material handling sistem dan menentukan peralatan proses yang diperlukan.

2.      Tujuan Perencanaan Tata Letak
a.       Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
b.      Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
c.       Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
d.      Meminimumkan hambatan pada kesehatan.
e.       Meminimumkan usaha membawa bahan

3.      Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
a.  Penanganan material
     Perencanaan tata letak harus memperhatikan gerakan dari material atau manusia yang bekerja.            Gerakan material akan berdampak pada biaya penanganan material, biasanya mempunyai                    pengaruh yang cukup signifikan bagi biaya produksi.
a.         Utilisasi ruang
Utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang diperhatikan  dalam perencanaa tata letak. Perkembangan teknologi memungkinkan  penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada dalam satu lantai, melainkan dapat  ke arah vertikal.
b.        Mempermudah pemeliharaan
Perawatan mesin selain berpengaruh terhadap mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin.
c.         Kelonggaran gerak
Perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi operatot /karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.
d.        Orientasi produk
Jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau memelukan perhatian khusus dalam penangannya, umumnya menghendaki suatu tata letak yang tidak membuat produk dipindah-pindah. Sebaliknya, produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak yang berdasarkan proses.
e.         Perubahan produk atau disain produk

Perencanaan tata letak juga memperhatikan perubahan jenis produk atau disain produk. Bagi perusahaan yang jenis produk atau disainnya sering berubah, tata letak mesin harus sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan.
  4. Tipe-tipe tata letak
a. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (functional atau process layout).
Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan eralatan produksi yang memiliki tipe/ jenis yang sama kedala satu departemen. Jadi mesin dikelompokan  sesuai dengan kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi produknya yang tinggi dan volume produksinya rendah. Mesin-mesin ini tidak dkhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk. Model ini cocok untuk discrete production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat jenis produk yang berbeda. Jenis tata letak roses dijumpai pada bengkel-bengkel, rumah sakit, universitas atau perkantoran. Berikut adalah contoh gambar dari tipe Process layout.

Kelebihan dan kekurangan tata letak type ini adalah : 
Kelebihan
Kekurangan
Memungkinkan utilitas mesin yang tinggi.
Meningkatkan kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam serta tidak dapat digunakan dan berjalan.
Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi.
Pengawasan produksi yang lebih sulit.
Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin.
Meningkatkannya persediaan barang dalam proses.
Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan.
Total waktu produksi per unit yang lebih lama.
Investasi yang rendah karena dapat megurangi duplikasi peralatan.
Memerlukan skill yang lebih tinggi.
Memungkinkan spesialisasi supervisi.
Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lenih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan/ perhitungan kembali.


b.      Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (fix material location/ fix layout).
Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produk seperti mesin, manusia dan komponen lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada posisi tetap. Biasanya tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk-produk dengan skala ukuran yang besar seperti pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya. Berikut adalah contoh gambar dari tipe Fix layout.

Kelebihan dan kekurangan tipe tata letak ini adalah :
Kelebihan
Kekurangan
Berkurangnya gerakan material.
Gerakan personal dan peralatan yang tinggi.
Adanya kesempatan untuk melakukan pengkayaan tugas.
Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan.
Sangat fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, bauran produk maupun volume produksi.
Memerlukan tenaga kerja yang berketerampilan tinggi.
Dapat memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan.
Biasaya memerlukan ruang yang besar serta persediaan barang dalam proses yang tinggi.

Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi.

c. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk (product layut/ group technology layout).
    Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan            dibuat. Dalam hal ini pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir, tetapi          dikelompokan berdasarkan langkah pemprosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai.              Berikut adalah contoh gambar dari tipe Product layout.


kelebihan dan kekurangan untuk tata letak tipe Product layout adalah :
Kelebihan
Kekurangan
Aliran material yang simpel dan langsung.
Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi.
Persediaan barang dalam proses yang rendah.
Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang bersangkutan.
Total waktu produksi perunit yang redah.
Biasanya memerlukan investasi mesin/ peralatan yang besar.
Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi.
Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan.
Pengawasan produksi yang lebih mudah.

Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis.

Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu.



DAFTAR PUSTAKA

Apple, James. M. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga. ITB,
            Bandung, 1990.

Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga
            Cetakan Pertama. Guna Widya, Surabaya, 2000.

Tompkins dan J.A White, Facilities Planning 2nd ed. John Wiley and Sons,
            Canada, 1996.

www.ilmutataletak.com (Diakses pada tanggal 10 Desember 2017 pada pukul 19:00)